Teacher Wellbeing: Guru Berkualitas
Memenuhi tuntutan industri 4.0, guru dituntut untuk meningkatkan kualitas profesinya. Profesi yang berkualitas tidak akan tercapai jika guru tidak memiliki pribadi yang berkualitas dan sekaligus sejahtera. Oleh karena itu guru perlu untuk mengalami kondisi wellbeing, yaitu perasaan sejahtera, baik secara fisik maupun psikis. Teacher wellbeing secara mendalam dapat diartikan sebagai sebuah kondisi evaluasi emosional dan kognitif guru terhadap kehidupan mereka, yang berkaitan dengan kebahagiaan, kedamaian, pemenuhan, dan kepuasan hidup (Diener, 1991; Diener, Oishi, & Lucas, 2003).
Teacher wellbeing dibangun oleh dua komponen umum yaitu dimensi dimensi kognitif dan afektif. Kepuasan hidup (life satisfaction) adalah salah satu bagian dari dimensi kognitif karena berkaitan dengan keyakinan evaluatif tentang kehidupan guru (Oishi, Schimmack, & Diener, 2012; Schimmack, 2001). Dimensi kognitif mencakup bidang kepuasan / domain kepuasan individu dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, komunitas, kesehatan, keuangan, pekerjaan dan waktu luang (Tay & Diener, 2011). Dimensi afektif adalah dimensi dasar teacher wellbeing, di mana di dalamnya termasuk suasana hati dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan (Lyubomirsky, King, & Diener, 2005; Pavot et al., 2009).
Masalah teacher wellbeing dapat muncul sebagai akibat dari tuntutan peningkatan profesionalisme dan peningkatan kesejahteraan. Stres kerja memiliki pengaruh signifikan pada terwujudnya teacher wellbeing (Setiasih & Jayanti, 2018). Sebaliknya, kemampuan membangun teacher wellbeing akan berdampak pada peningkatan rasa bahagia dan kualitas dalam beraktivitas, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja (Bakker & Oerlemans, 2011; Lyubomirsky et al., 2005; Wright & Cropanzano, 2000; Wright, Cropanzano, & Bonett, 2007). Oleh karena itu, membangun teacher wellbeing merupakan sebuah strategi sinergis harmonis yang perlu diupayakan oleh setiap guru dan setiap pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Melalui teacher wellbeing, maka kepentingan guru sebagai pribadi berkualitas akan terpenuhi sama halnya guru memenuhi kepentingan pekerjaan yang berkualitas yang pada akhimya akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.
Referensi
Bakker, A., & Oerlemans, W. G. M. (2011). Subjective well-being in organizations, (January). https://doi.Org/l 0.13140/2.1.1145.4723
Diener, E. (1991). Subjective well-being, 0-8. https://doi.Org/10.1016/j.socec.2009.12.001
Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, Culture, and Subjective Well-Being: Emotional and Cognitive Evaluations of Life. Annual Review of Psychology, 54(1), 403—425. article. https://doi.Org/10.l 146/annurev.psych.54.101601.145056
Lyubomirsky, S., King, L., & Diener, E. (2005). The Benefits of Frequent Positive Affect: Does Happiness Lead to Success? Psychological Bulletin. JOUR PMID – 16351326, Lyubomirsky, Sonja: Department of Psychology, University of California, Riverside, Riverside, CA, US, 92521, sonja@citrus.ucr.edu: American Psychological Association. https://doi.org/10.1037/0033-2909.131.6.803
Oishi, S., Schimmack, U., & Diener, E. (2012). Progressive taxation and the subjective well-being of nations. Psychological Science, 23(1), 86-92. https://doi.Org/10.l 177/0956797611420882
Pavot, W., Diener, E., Michalos, A. C., Glatzer, W., Mourn, T., Vogel, J., & Veenhoven, R. (2009). Review of the Satisfaction With Life Scale. Assessing Well-Being, 39(December), 101-117. https://doi.org/10.1007/978-90-481 -2354-4_5
Schimmack, U. (2001). The structure of subjective well-being. Aging & Mental Health, 5(1), 47- 55. https://doi.org/10.1080/13607860020020645
Setiasih, S., & Jayanti, I. G. A. P. M. (2018). Perceived Social Support and Subjective Well-being of Ex-service People of the Indonesian Defence Forces. ANIMA Indonesian Psychological Journal, 33(3), 190-199. https://doi.org/10.24123/aipj.v33i3.1695
Tay, L., & Diener, E. (2011). Needs and subjective well-being around the world. Journal of Personality and Social Psychology, 101(2), 354-365. https://doi.org/10.1037/a0023779
Wright, T. A., & Cropanzano, R. (2000). Psychological Weil-Being and Job Satisfaction as Predictors of Job Performance. Journal of Occupational Health Psychology, 5(1), 84-94. https://doi.Org/10.1037//1076-8998.5.l.84
Wright, T. A., Cropanzano, R., & Bonett, D. G. (2007). The moderating role of employee positive well being on the relation between job satisfaction and job performance. Journal of Occupational Health Psychology. JOUR PMID – 17469992, Wright, Thomas A.: Managerial Sciences Department, University of Nevada, Reno, NV, US, 89557, taw@unr.nevada.edu: Educational Publishing Foundation. https://doi.Org/10.1037/1076-8998.12.2.93