Mengapa mengajar merupakan seni bukan science? Berdasarkan sebuah survey yang dihimpun dari beberapa guru menunjukkan hasil bahwa mengajar adalah sebuah seni, bukan ilmu. Artinya keterampilan mengajar tidak dihasilkan hanya dengan mengetahui ilmu dan pengetahuan tentang mengajar tetapi merupakan praktek-praktek mengajar. Alexandra Laffey mengatakan “The art of teaching comes from failing. The art of teaching is something that comes from inside a special type of person. Seni mengajar ditemukan dalam kegagalan dan seni mengajar lahir dari dalam pribadi guru yang special.

James S. Cangelosi dalam bukunya Classroom Management Stategies mengatakan bahwa seni mengajar memiliki kompleksitasnya sendiri (the complex art of teaching) sehingga membutuhkan lebih dari satu cara, menuntuk kemampuan guru dalam memilih strategi yang tepat, mengatasi perilaku peserta didik dan melakasakan rencana pembelajaran efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pengetahuan yang didapakan tentang mengajar tidak cukup untuk menyelesaikan kompleksitas dalam mengajar sehingga dibutuhkan seni mengajar.

James menganalogikan kompleksitas mengajar dengan dokter bedah. Saat melaksanakan proses membedah dokter ditemani oleh asisten dan para perawat. Dokter telah mengetahui informasi seorang pasien sebelum melakukan operasi. Proses bedahpun telah ada prosedur operasi yang diketahui dan harus diikuti dan usai operasi dokter akan memantau perkembangan pasien dan hasil evaluasi operasi didapatkan denga analisis berdasarkan kemampuan seorang dokter. Berbeda dengan guru yang akan mengajar dengan 35 peserta didik dengan latar belakang dan sifat yang berbeda, rencana pembelajaran telah disusun dan selama proses pembelajaran berlangsung guru (biasanya tidak ada asisten) harus mengimplementasikan rencana pembelajaran sambil memperhatikan setiap siswa apakah engage, memotivasi siswa, dan memperhatikan apakah mereka mencapai tujuan pembelajaran hingga evaluasi diberikan untuk setiap siswa. Inilah yang dimaksud James dengen kompleksitas dalam mengajar sehingga seni mengajar sangat dibutuhkan oleh seorang guru.

Mengajar adalah seni karena butuh keterampilan, waktu dan kesabaran. Seni ini yang dibutukan guru untuk menentukan kapan harus memotivasi, kapan harus memberi konsekuensi, kapan harus membantu dan kapan untuk mundur (hanya memperhatikan dari jauh). Ketika pembelajaran di kelas, hampir tidak pernah menyimpang dari rencana pembelajaran yang dibuat, ini bukan merupakan mengajar. Pembelajaran yang sebenarnya terjadi di dalam kelas itulah bentuk dari seni mengajar.

Mengajar adalah sebuah seni karena banyak alasan. Peserta didik bagaikan gundukan tanah liat dan guru berusaha membantuk mereka belajar sehingga mengubah mereka menjadi individu yang sukses, berkarakter dan berpendidikan. Telah banyak bukti bahwa ada banyak orang yang hidupnya diubahkan karena guru. Gundukan tanah lihat itu berubah menjadi indah dan bermanfaat karena pekerjaan seorang guru.

Guru yang mempercayai mengajar adalah sebuah seni akan melatih keterampilan mengajarnya dan belajar dari kesalahannya. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru adalah memahami teaching cycle agar dapat mengasah keterampilan mengajar sehingga dapat menjawab kekompleksitasan dalam pembelajaran.

Teaching cycle atau siklus mengajar terdiri atas: 1) Determine needs of students; 2) Determine Learning goal; 3) Design Learning Activities; 4) Prepare for the learning activities; 5) conduct the learning activities dan 6) Determine how well students have achieved the learning goal. Penjelasan tentang leaning cycle akan bersambung pada bagian kedua (Teaching is an art part II).