Tantangan, Peluang, dan Implementasi MBS yang Responsif
Sekolah merupakan tempat strategis dalam menanamkan berbagai nilai dan kompetensi penting bagi siswa untuk menghadapi masa depan (Rosyidi & Supadi, 2022). Sejak tahun 2001, pemerintah Indonesia telah memberlakukan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai pendekatan desentralisasi pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. MBS dirancang untuk mendorong kemandirian sekolah dalam mengelola sumber daya dan pengambilan keputusan yang lebih dekat dengan kebutuhan nyata di lapangan, demi tercapainya kemajuan sekolah dan peningkatan prestasi siswa (Bandur et al., 2022).
Penerapan MBS yang adaptif dan responsif terhadap tantangan serta peluang dalam era Merdeka Belajar menjadi strategi penting dalam memperkuat sistem pendidikan nasional. Dalam konteks ini, MBS diharapkan tidak hanya menjadi instrumen administratif, tetapi juga sebagai model kepemimpinan dan tata kelola sekolah yang mendorong inovasi, partisipasi, dan akuntabilitas (Rosyidi, 2020). Penelitian menunjukkan bahwa implementasi MBS secara konsisten mampu meningkatkan mutu sekolah dalam berbagai aspek, mulai dari peningkatan layanan pembelajaran, partisipasi orang tua, hingga efisiensi penggunaan anggaran (Hardiansyah, 2022; Zaid et al., 2022).
Namun, keberhasilan MBS sangat bergantung pada kemampuannya menghadapi tantangan kontekstual yang beragam di seluruh wilayah Indonesia. Disparitas antar daerah dalam hal akses pendidikan, kondisi sosial-ekonomi, kesiapan teknologi, serta kualitas sumber daya manusia menuntut model MBS yang fleksibel dan adaptif. Oleh karena itu, sekolah perlu merancang strategi manajerial yang kontekstual dan progresif, termasuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai katalis dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran (Cornito, 2021). MBS, dalam kerangka ini, bukan hanya sistem administrasi yang mandiri, tetapi juga wahana pemberdayaan sekolah untuk menjadi agen perubahan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman (Tabroni et al., 2022).
Referensi
Bandur, A., Hamsal, M., & Furinto, A. (2022). 21st Century experiences in the development of school-based management policy and practices in Indonesia. Educational Research for Policy and Practice, 21(1), 85–107.
Cornito, C. M. (2021). Striking a Balance between Centralized and Decentralized Decision Making: A School-Based Management Practice for Optimum Performance. International Journal on Social and Education Sciences, 3(4), 656–669. https://doi.org/10.46328/ijonses.217
Hardiansyah, F. (2022). The Implementation of School-Based Management in Improving Quality of Education in Primary School. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 9(2), 148– 162.
Rosyidi, U. (2020). Merdeka Belajar ; Aplikasinya dalam Manajemen dalam Seminar Nasional Pasca Sarjana UNJ. Universitas Negeri Jakarta.
Rosyidi, U., & Supadi, S. (2022). Child-Friendly School Environment Management in SMA Negeri 45 Jakarta. EDUTEC : Journal of Education And Technology, 6(2), 267–280. https://doi.org/10.29062/edu.v6i2.426
Tabroni, I., Sari, R. P., Salamah, U., & Mulyani, S. (2022). Education Quality Improvement Through School Based Management. Jurnal Multidisiplin Madani, 2(3), 1209–1218.
Zaid, Z., Pettalongi, S. S., & Nurdin, N. (2022). Implementation of School-Based Management in Improving the Quality of State Islamic Junior High School. International Journal of Social Science and Human Research, 05(08), 3448–3455. https://doi.org/10.47191/ijsshr/v5-i8-12
Comments :