Mengapa Siswa Indonesia Perlu “Berpikir Di Luar Kotak” untuk Meraih SDGs 2030
Dalam lanskap pendidikan global yang terus berevolusi, kemampuan berpikir kreatif telah menjadi keterampilan esensial yang menentukan daya saing suatu bangsa. Berdasarkan pemahaman saya, hasil PISA 2022 Creative Thinking menyajikan gambaran yang menarik sekaligus menantang tentang posisi Indonesia dalam konteks global. Assessment ini, yang pertama kalinya dimasukkan dalam evaluasi PISA, mengukur kapasitas siswa untuk menghasilkan ide yang beragam dan orisinal—keterampilan yang menjadi jantung inovasi dan pemecahan masalah kompleks di abad 21.
Potret Kinerja Creative Thinking Indonesia dalam PISA 2022
Indonesia mencatat skor rata-rata 370 dalam asesmen Creative Thinking PISA 2022, berada di bawah rata-rata OECD sebesar 499 poin. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat yang belum menggembirakan di antara 64 negara peserta. Dari pengalaman yang relevan dalam menganalisis data pendidikan, situasi ini mencerminkan kesenjangan signifikan yang perlu menjadi perhatian para pemangku kebijakan pendidikan nasional.
Lebih detail lagi, hanya sekitar 4% siswa Indonesia yang mencapai level kemahiran 2 atau lebih tinggi dalam berpikir kreatif, jauh di bawah rata-rata OECD sebesar 28%. Level 2 menandakan kemampuan dasar untuk menghasilkan ide yang beragam dan mengevaluasi ide dari beberapa perspektif. Bahkan lebih mengkhawatirkan, kurang dari 1% siswa Indonesia yang mencapai level 3 atau lebih tinggi, dibandingkan dengan rata-rata OECD sebesar 8%.
Tak bisa dipungkiri, bagai pepatah “tak kenal maka tak sayang,” data ini memberikan cermin yang jujur tentang di mana kita berdiri. Ketika membedah tren berdasarkan gender, terlihat bahwa perempuan di Indonesia mengungguli laki-laki dalam asesmen berpikir kreatif dengan selisih 16 poin—pola yang juga terlihat di hampir semua negara peserta PISA.
Keterkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs)
Seperti benang merah yang menghubungkan berbagai aspek pembangunan, keterampilan berpikir kreatif memiliki relevansi langsung dengan beberapa target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas. Target 4.7 dari SDG 4 menekankan pentingnya pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan—di mana kreativitas menjadi salah satu komponennya.
Dari sudut pandang yang lebih luas, kreativitas juga berperan penting dalam SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur). Seperti roda penggerak ekonomi modern, kreativitas mendorong inovasi yang menjadi kunci daya saing di era digital. Ketika kita memikirkan masa depan pekerjaan yang akan dihadapi para siswa Indonesia, kemampuan untuk berpikir “out of the box” akan menentukan apakah mereka menjadi pencipta solusi atau hanya konsumen teknologi.
Tantangan Struktural dan Kultural
Hasil PISA 2022 mengungkapkan beberapa tantangan mendasar dalam ekosistem pendidikan Indonesia. Pertama, sistem pendidikan kita masih cenderung menekankan pembelajaran berbasis hafalan dibanding eksplorasi dan eksperimentasi. Kedua, terdapat kesenjangan akses terhadap lingkungan belajar yang mendorong kreativitas. Ketiga, tekanan untuk memenuhi standar ujian nasional sering kali mengalihkan fokus dari pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Bayangkan sejenak sebuah kelas di pelosok Indonesia, di mana seorang guru berusaha menyelesaikan materi dengan terburu-buru karena tuntutan kurikulum yang padat. Dalam situasi seperti ini, hampir tidak ada ruang bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan kritis atau mengeksplorasi ide-ide baru—hal yang menjadi esensi dari kreativitas.
Implikasi untuk Kebijakan Pendidikan
Hasil PISA 2022 Creative Thinking ini seharusnya menjadi alarm yang membangunkan para pembuat kebijakan pendidikan di Indonesia. Beberapa implikasi penting yang perlu diperhatikan:
- Reformasi Kurikulum: Perlu ada reorientasi kurikulum yang memberikan lebih banyak ruang untuk proyek berbasis inquiry, pembelajaran kolaboratif, dan pemecahan masalah dunia nyata.
- Pengembangan Profesional Guru: Para pendidik perlu dibekali dengan strategi pedagogis yang mendorong kreativitas siswa, bukan sekadar transfer pengetahuan satu arah.
- Penilaian Autentik: Sistem evaluasi perlu bergeser dari yang sekadar mengukur penguasaan konten menuju penilaian yang juga mencakup keterampilan berpikir kreatif dan kritis.
- Lingkungan Belajar Inovatif: Investasi dalam menciptakan lingkungan fisik dan digital yang mendukung eksplorasi dan eksperimen kreatif.
- Kolaborasi Multisektor: Membangun kemitraan antara sekolah, industri, dan komunitas untuk menciptakan ekosistem yang menghargai dan mendorong kreativitas.
Inisiatif yang Menjanjikan
Di tengah tantangan ini, terdapat beberapa inisiatif yang memberikan harapan. Program seperti “Kampus Merdeka” dan “Merdeka Belajar” telah membuka jalan untuk pendekatan pendidikan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Beberapa sekolah percontohan telah mulai mengadopsi metodologi pembelajaran berbasis proyek yang mendorong kreativitas dan inovasi.
Seperti pepatah “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit,” perubahan mungkin tidak terjadi dalam semalam, tetapi langkah-langkah progresif ini menunjukkan arah yang benar. Dari inisiatif lokal hingga kebijakan nasional, kita perlu membangun momentum untuk transformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan kita.
Menuju Masa Depan yang Lebih Kreatif
Berdasarkan analisis di atas, jelas bahwa Indonesia memiliki perjalanan panjang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif para siswanya. Namun, di balik tantangan selalu ada peluang. Hasil PISA 2022 dapat menjadi katalis untuk perubahan sistemik yang dibutuhkan dalam pendidikan kita.
Dengan pendekatan yang terintegrasi dan komitmen dari semua pemangku kepentingan, Indonesia dapat membina generasi pemikir kreatif yang siap menghadapi tantangan kompleks abad 21 dan berkontribusi pada pencapaian SDGs. Seperti pelaut yang mengarungi lautan, kita mungkin menghadapi badai, tetapi dengan peta yang jelas dan tekad yang kuat, pelabuhan tujuan tetap dapat dicapai.
Referensi
OECD. (2022). PISA Results 2022 (Volume III) – Factsheets: Indonesia. https://www.oecd.org/en/publications/pisa-results-2022-volume-iii-factsheets_041a90f1-en/indonesia_a7090b49-en.html