FILSAFAT PENDIDIKAN ALA PAULO FREIRE
Paulo Freire adalah seorang tokoh pendidikan dari Brazil yang lahir tahun 1921. Beliau tokoh pendidikan internasional di zamannya dengan kritik-kritiknya terhadap dunia pendidikan menghebohkan cara berpikir dunia pedagogi lama. Salah satu bukunya yang terkenal dan sudah diterjemahkan adalah pendidikan untuk kaum tertindas. Paulo Freire kecil juga termasuk golongan orang sengsara, meski awalnya dari keluarga yang mapan. Ayahnya seorang Polisi Militer, namun karena Brazil mengalami krisis ekonomi, keluarganya pun terkena imbasnya hingga mengalami kesulitan ekonomi yang luar biasa. Ia seringkali mengalami kelaparan, hingga dia bertekad besok harus menjadi pejuang dan petarung, jangan sampai ada orang lapar seperti yang dialaminya. Sejak SD Paulo Freire sudah memiliki tekad luar biasa. Kuliahnya di universitas lokal, mulai S1 sampai S3. Dia mengambil jurusan hukum, ilmu filsafat dan psikologi dipelajarinya sendiri. Dia menikah dengan seorang guru, yang nantinya istrinya inilah yang menjadi obyek penelitiannya. Gagasan-gagasan pendidikannya diinspirasi oleh kehidupan mengajar istrinya.
Sekolah
- Melatih orang untuk bekerja.
- Menjelaskan status seseorang dalam masyarakat dan apa yang diharapkan dari mereka.
- “Biasanya kita menekankan pentingnya pendidikan bagi masyarakat; Namun kalau pendidikan berfungsi melanggengkan tatanan masyarakat, dimana pendidikan itu sendiri ada di dalamnya, Bagaimana seandainya masyarakat itu berstruktur ‘tidak adil’?”
Pendidikan Gaya Kolonial
- Sekolah merefleksikan kepentingan para penjajah.
- Aspirasi dan kebutuhan mereka yang dijajah biasanya diabaikan.
- Kelompok penjajah biasanya mengungkap nilai-nilai dan budaya masyarakat terjajah dan menegaskan superioritas mereka.
- Dalam sistem Pendidikan kolonial, seseorang diasingkan dari budaya aslinya
- “Colonized people are directed; they do not direct themselves.”
Pedagogy of the Oppressed (1970)
- Memperjuangkan kesetaraan dalam sistem pendidikan.
- Memberikan dedikasi untuk mereka yang tertindas.
- Sistem Pendidikan yang menekankan pembelajaran sebagai aksi kultural dan pembebasan
- Banking education.
- Conscientization-membentuk kesadaran individu dan masyarakat.
PENDIDIKAN SEBAGAI PRAKSIS PEMBEBASAN
- Pendidikan yang ideal, seharusnya berorientasi kepada nilai-nilai humanisme (mengembalikan kodrat manusia menjadi pelaku atau subyek, bukan penderita atau objek).
- Pendidikan seharusnya menjadi kekuatan penyadar dan pembebas umat manusia dari kondisi ketertindasan.
- Proses belajar hendaknya berbentuk “investigasi kenyataan”.
- Maksudnya, proses pendidikan itu melibatkan indentifikasi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Konteks pendidikan negara agraris misalnya, kurikulum pendidikannya juga harus melibatkan realitas permasalahan pertanian di dalamnya.
- Pendidikan yang dialogis dengan yang tertindas dapat menuntun pada dunia yang lebih manusiawi.
BANKING EDUCATION
- “Pendidikan akhirnya menjadi sebuah kegiatan menabung, di mana para murid adalah celengan dan guru adalah penabungnya. Yang terjadi bukanlah proses komunikasi, tetapi guru menyampaikan pernyataan-pernyataan dan “mengisi tabungan” yang diterima, dihafal dan diulangi dengan patuh oleh para murid.”
- Praktek pendidikan hanya dipahami sebatas sarana pewarisan ilmu. Pendidikan tidak peduli pada proses pendewasaan pemikiran dan tidak mampu mengkritisi realitas sosial yang ada di lingkungan sekitar.
- “Dalam konsep pendidikan gaya bank, pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh mereka yang menganggap diri berpengetahuan kepada mereka yang dianggap tidak memiliki pengetahuan apa-apa.”
Ciri Pendidikan Gaya Bank
- Guru mengajar, murid belajar;
- Guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa;
- Guru berpikir, murid dipikirkan;
- Guru bicara, murid mendengarkan;
- Guru mengatur, murid diatur;
- Guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti;
- Guru bertindak, murid meniru tindakan gurunya;
- Guru memilih apa yang akan diajarkan, murid menyesuaikan diri;
- Guru mengedepankan wewenang ilmu pengetahuan dengan wewenang profesionalismenya, dan mempertentangkannya dengan kebebasan murid- murid;
- Guru adalah subyek proses belajar, murid obyeknya.
The teacher is of course an artist, but being an artist does not mean that he or she can make the profile, can shape the students. What the educator does in teaching is to make it possible for the students to become themselves. (Paulo Freire)