Pendidikan Berbasis Mutu

Dr. Meilani Hartono, S.Si., M.Pd.

mhartono@binus.edu

Sekarang ini, mutu merupakan hal terpenting dalam pendidikan. Kita semua mengakui, saat ini memang ada masalah dalam sistem pendidikan. Lulusan SMA atau perguruan tinggi tidak siap memenuhi kebutuhan masyarakat. Lulusan yang tidak siap ini akhirnya hanya jadi beban masyarakat. Lulusan ini adalah produk pendidikan yang tidak berfokus pada mutu.

Bila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu ada pimpinan dan para profesional pendidikan. Kesulitan utama yang dihadapi para profesional pendidikan sekarang ini adalah ketidakmampuannya menghadapi ”sistem yang gagal” sehingga menjadi tabir bagi para profesional pendidikan itu untuk mengembangkan atau menerapkan proses baru pendidikan yang akan memperbaiki mutu pendidikan.

Pendidikan harus diubah paradigmanya. Norma-norma dan keyakinan-keyakinan lama harus dipertanyakan. Para profesional pendidikan harus membantu para siswa mengembangkan keterampilan yang akan mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian global. Oleh karena itu mutu pendidikan  harus ditingkatkan. Mutu pendidikan akan meningkat bila administrator, guru, staf dan anggota dewan sekolah menegmbangkan sikap baru yang terfokus pada kepemimpinan, kerja tim, koopoerasi, akuntabilitas dan pengakuan. Upaya-upaya perbaikan mutu sekolah perlu terus dilakukan. Dari penelitian, upaya perbaikan mutu sekolah gagal karena rendahnya derajat kepercayaan terhadap mutu di wilayah tersebut dan kurangnya komitmen terhadap perubahan. Lebih terinci, menurut Dr.W.Edward Deming sebagai ”Bapak Mutu” membagi menjadi sebab-sebab umum dan sebab-sebab khusus kegagalan mutu dalam pendidikan.

Sebab-sebab umum kegagalan mutu dalam pendidikan :

  1. desain kurikulum yang lemah
  2. bangunan yang tidak memenuhi syarat
  3. lingkungan kerja yang buruk
  4. sistem dan prosedur yang tidak sesuai
  5. jadwal kerja yang serampangan
  6. sumberdaya yang kurang
  7. pengembangan staf yang tidak memadai

Sebab-sebab khusus kegagalan mutu dalam pendidikan :

  1. kegagalan komunikasi atau kesalahpahaman
  2. anggota individu staf tidak memiliki skil, pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan
  3. kurangnya pengetahuan dan keterampilan
  4. kurangnya motivasi
  5. adanya masalah yang berrkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan

Setiap program peningkatan mutu selalu mencakup 4 komponen yang penting :

  1. harus ada komitmen untuk berubah, anggota dewan sekolah dan para admnistrator harus memperlihatkan komitmennya terhadap perubahan
  2. harus dipahami dengan baik dimana sekolah atau wilayah sekolah sekarang ini
  3. harus memiliki visi masa depan yang jelas, dan semua orang di sekolah atau wilayah mesti ”berpegang” pada visi itu.
  4. harus memiliki rencana untuk mengimplementasikan mutu di sekolah atau wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Sallis, Edward. 2006. Total Quality Management in Education. Jogjakarta:IRCiSoD