Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Dr. Meilani Hartono, S.Si., M.Pd.

mhartono@binus.edu

 

Menurut Bush dan Coleman (2006), cita-cita dalam pendidikan tidak akan cukup berhasil mencapai tujuannya jika tidak diiringi dengan strategi untuk membangun sistem yang tepat. Hal itu juga membutuhkan kepemimpinan yang handal, yang mampu mengarahkan bagaimana suatu pendidikan di suatu negara harus ditata. Di beberapa negara, misalnya Amerika Serikat, Australia, Hong Kong, Inggris, dan Selandia Baru sejak lama diterapkan manajemen yang berkualitas dalam upaya meningkatkan produk dan kualitas pendidikan.

Berdasarkan penelitian Sugeng (2005) disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif kepemimpinan kepala sekolah, akan diiringi dengan meningkatnya kompetensi profesional guru. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kepemimpinan kepala sekolah, akan diiringi dengan menurunnya kompetensi profesional guru.

Berdasarkan studi keberhasilan kepala sekolah disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh dalam studi tersebut disimpulkan bahwa keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah (Isjoni, 2007:64).

Berdasarkan hal itu maka pemimpin pendidikan Indonesia adalah pepmimpi yang memiliki jiwa kepemimpinan seutuhnya yaitu orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari pada atasan atau pimpinan mereka, Tujuannya adalah terbentuk kerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dengan sadar, rela, dan sepenuh hati dengan gaya kepemimpinan yang khas.

Pemimpin pendidikan ini harus mampu menghadapi globalisasi. Dalam menuju era globalisasi, pemimpin pendidikan Indonesia harus mampu  melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel. Demokratisasi pendidikan harus dijadikan suatu paradigma baru dalam memperkukuh sistem pendidikan Indonesia karena memberikan ruang yang lebih besar kepada lembaga penyelenggara pendidikan dan masyarakat untuk berperan dengan lebih nyata. Di samping itu, pemimpin pendidikan tersebut harus mampu mengelola aspek-aspek kelembagaan, kurikulum, sumber daya manusia, pembiayaan, dan sarana prasarana dimana implementasi dari kebijakan tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi daerah.

Pemimpin pendidikan Indonesia harus mampu mengemas sistem pendidikan nasional berorientasi agar berorientasi pada pembangunan jiwa, harus berani mengambil kebijakan memajukan dunia pendidikan dan membuat alokasi dana pendidikan dana yang lebih besar di sektor pendidikan sebagai bagian investasi jangka panjang demi kepentingan masa depan bangsa. Kebijakan pendidikan nasional harus lebih pragmatis, kreatif, dan segera.

DAFTAR PUSTAKA

Bush & Coleman. 2006. Leadership and Strategic Management in Education. London: A SAGE Publications Company.

Isjoni. 2007. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sugeng. 2005. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru terhadapa Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika di Kabupaten Pandeglang. Tesis, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA,  Jakarta.