Guru, siswa dan media merupakan tiga komponen terkait yang dapat menciptakan kondisi efektif tidaknya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian ketiganya sangat menentukan keberhasilan belajar siswa (Depdiknas, 2003). Ketiganya saling berinteraksi  dan efektifitas interaksinya dikendalikan oleh guru. Interaksi dapat terjadi antar siswa dalam memahami dan memecahkan masalah serta interaksi  antara siswa dan media yang memuat bahan ajar untuk meningkatkan aktivitas mental siswa dalam belajar, dan gurulah yang berperan untuk mengkondisikan lingkungannya agar siswa mampu belajar.

Measelle dalam Dryden (2001:88) berpendapat bahwa sistem pendidikan tradisional sudah kadaluwarsa. Oleh karena itu paradigma tentang guru sebagai nara sumber utama harus berubah.

Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan salah satu (bukan satu-satunya) sumber belajar bagi siswa (Rahadi, 2003)

Hal yang perlu menjadi perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif berinteraksi dengan berbagai sumber belajar. Peran guru adalah menyediakan , menunjukkan, membimbing dan memotivasi  siswa agar siswa dapat berinteraksi dengan berbagi sumber belajar yang ada (Rahadi, 2003).

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT) , sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa (Rahadi, 2003).

Ditinjau dari tipe dan asal-usulnya, sumber belajar dibedakan menjadi dua, yaitu :

  1. sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja untuk tujuan pembelajaran. Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Contohnya : buku pelajaran, modul, program audio, program slide suara, transparansi (OHT).
  2. sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Wujud interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam-macam. Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari guru merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Namun belajar dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektivitasnya. Belajar hanya akan efektif bila siswa diberikan banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu melalui multi-metode dan multi-media.

Menurut Kerr dalam Dryden (2001:86) para guru menjadi manajer pembelajaran di pusat-pusat pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai klien, sama seperti klien pengacara atau profesi lain. Sebagai manajer di pusat pembelajaran maka guru merancang inovasi pembelajaran agar siswa sebagai klien dapat cepat menyerap pelajaran yang disodorkannya di pusat-pusat pembelajaran itu.

Salah satu bentuk inovasi pembelajaran adalah penggunaan  media atau alat bantu dalam pembelajaran. Dryden (2001),  menyarankan perlunya digunakan alat bantu sebagai cantolan memori. Media atau alat bantu dalam pembelajaran diperlukan untuk menghilangkan kebosanan dalam pembelajaran.

Ellisin dalam Dryden (2001:304) mengemukakan bahwa otak tak bisa memperhatikan semua  hal, pelajaran yang tak menarik, membosankan, atau tidak menggugah emosi, pastilah tidak diingat. Menurut Gerlach & Ely (1971), media secara garis besar adalah  manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai  alat-alat grafis, photographis aatu elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2005).

Oleh karena itu perlu dibuat oleh guru sebagai manajer pembelajaran sebuah media yang menarik, interaktif, yang dapat menghilangkan kebosanan sebagai sumber belajar agar pelajaran berubah menjadi menarik. Peran guru disini adalah menyiapkan sumber belajar yang dirancang, yang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran tertentu.

Taylor dalam Sutisna (2006) mengatakan bahwa pemanfaatan komputer dalam pembelajaran dapat berfungsi sebagai tutor, tool dan tutee. Keuntungan  penggunaan  komputer dalam pembelajaran yang menonjol adalah komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban dalam menerima pelajaran dengan baik karena komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan dimana kendalinya berada di tangan siswa itu sendiri sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

DAFTAR PUSTAKA:
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Dryden,Gordon , Vos,Jeannette , 2001. Revolusi Cara Belajar . Bandung : Mizan Media Utama (MMU).
Rahadi,Aristo , 2003. Media Pembelajaran . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sutisna, Entis. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran. Tersedia di : http://www.bantencerdas.net [6 Juli 2006]