Indonesia merupakan Negara yang kaya akan nilai budaya. Nilai-nilai tersebut dapat ditemukan pada berbagai macam aspek kebangsaan di negeri ini, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan permainan yang dimainkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Pada umumnya, permainan tradisional dimainkan oleh sekelompok anak, sehingga terciptalah kebersamaan ketika memainkan permainan tersebut. Selain itu, dengan adanya permainan tradisional dapat melatih anak dalam mengembangkan rasa kepedulian diantara sesama (Isnin, 2013).

Kebudayaan Indonesia khususnya daerah pulau Jawa memiliki banyak perbendaharaan permainan tradisional yang masih ada dan dilestarikan sampai sekarang yang biasa disebut dolanan anak. Di Jawa Tengah ada puluhan jenis dolanan anak yang cukup terkenal, misalnya boy-boy-an, gobak sodor, pate lele, bekel, dakon, ceblek nyamuk, dan lain-lain. Di antara beberapa dolanan anak tersebut, ada dolanan anak yang dimainkan dengan diiringi lirik atau lagu, seperti dolanan cublak-cublak suweng. Lagu dolanan merupakan salah satu bentuk tradisi lisan yang dilakukan oleh orang Jawa. Tradisi lisan merupakan salah satu kearifan lokal yang mempunyai pelajaran tersembunyi yang selama ini belum dipahami masyarakat luas (Wahyuningsih, 2009:23).

Lirik lagu yang mengiringi dolanan anak cublak-cublak suweng pada umumnya terkesan sangat sederhana. Akan tetapi, jika dilihat lebih mendalam, lirik yang terkandung dalam lagu dolanan cublak-cublak suweng sarat akan makna. Dapat dikatakan bahwa lirik lagu tersebut memperkuat nilai budaya bangsa. Lagu dolanan merupakan salah satu bentuk karya sastra Jawa yang digunakan anak-anak untuk bermain. Sedangkan pengertian sastra sendiri adalah karya manusia yang berupa dan refleksi pengarang mengenai kehidupan bermasyarakat. Salah satu hasil karya sastra adalah berwujud lagu. Dalam karya sastra terdapat berbagai kandungan. Salah satunya adalah ajaran moral. Ajaran moral adalah nasehat dan amanat mengenai benar-tidaknya sikap manusia dalam kehidupan bermasyarakat (Nurgiyantoro, 2012:320). Lebih lanjut, ajaran berguna untuk manusia yang hidup bermasyarakat dengan cara bertingkah laku dan bersikap baik (Hadiatmaja dan Endah, 2008:56).

Lagu dolanan dirasa memiliki makna estetik, musikal dan kultural. Dari segi musikal, lirik dan iramanya berkaitan dengan perkembangan musikalitas anak. Dari segi kultural lagu dolanan dapat memberikan ajaran kepada anak agar disiplin, menjaga harmoni dengan alam, sesama manusia dan orang tua. Mengajarkan lagu dolanan merupakan alternatif untuk mengatasi modernisasi yang umumnya menjauhkan anak untuk memiliki moral yang baik (Triyono, 2000:12). Dolanan Cublak-cublak Suweng memiliki lirik yang harus dinyanyikan untuk mengiringi permainan tradisional tersebut. Di berbagai sumber sejarah menyatakan bahwa lirik dolanan Cublak-cublak Suweng diciptakan oleh seorang wali songo yaitu Syekh Maulana Ainul Yakin atau biasa dikenal dengan Sunan Giri sekitar tahun 1442 M. Pada masa itu Sunan Giri menyebarkan Agama Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa melalui jalur kebudayaan. Karena itulah Sunan Giri menciptakan lirik Cublak-cublak Suweng yang akhirnya di jadikan lagu dolanan pengiring permainan tradisional anak-anak. Lagu dolanan memiliki bobot atau porsi yang pas untuk diberikan kepada anak-anak. Tema yang mengiringi kebanyakan adalah Pendidikan, sehingga hal ini cukup menarik untuk dikaji dari sudut pandang Pendidikan.

Dolanan Cublak-cublak suweng merupakan bentuk permainan tradisional yang mempunyai ciri khas berupa lirik lagu dan gerakan tari. Adapun bentuk lirik yang dinyayikan pada dolanan Cublak-cublak suweng beserta terjemahan dalam Bahasa Indonesia adalah pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Lirik dan Terjemahan Dolanan Cublak-Cublak Suweng

Lirik Cublak-Cublak Suweng Terjemahan Bahasa Indonesia
Cublak-cublak suweng tempat anting
Suwenge ting gelenter antingnya berserakan
Mambu ketundhung gudel berbau anak kerbau yang terlepas
Pak empong lera lere bapak ompong yang menggeleng-gelengkan kepalanya
Sapa ngguyu ndhelikkake siapa yang tertawa dia yang

menyembunyikan

Sir sir pong dhele kopong kedelai kosong tidak ada isinya

Cublak-cublak Suweng adalah sebuah lagu/tembang dolanan yang dinyanyikan untuk mengiringi sebuah permainan anak. Cublak-cublak suweng merupakan permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah yang sering dimainkan oleh sekelompok anak perempuan antara 3 orang atau lebih (Aisyah, 2014). Cara permainan ini adalah satu orang menunduk dan teman-teman lainnya membuka telapak tangan mereka dan meletakkannya di atas punggung teman yang menunduk tadi. Kemudian beramai-ramai mereka menyanyikan lagu Cublak-cublak suweng sampai akhir. Berdasarkan makna bahasa Cublak Suweng artinya tempat Suweng. Suweng adalah anting perhiasan perempuan Jawa. Cublak-cublak suweng, memiliki arti ada tempat harta berharga, yaitu adalah Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.

Sejarah permainan ini, kaitannya dengan penciptaan lagu/tembang Cublak-cublak suweng yang berasal dari Walisongo, tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Oleh karena itu permainan Cublak-cublak suweng memiliki makna filosofi yang dalam karena merupakan salah satu media yang digunakan Walisongo dalam dakwah menyebarkan Islam di Nusantara.

Lirik lagu Cublak-cublak Suweng yang cukup familiar di masyarakat Jawa, secara keseluruhan menggunakan bahasa Jawa. Pada lirik pemaknaannya tidak dapat begitu saja diartikan ke Bahasa Indonesia untuk dipahami maksudnya, terkadang membutuhkan interpretasi dan penafsiran yang dalam terhadap suatu kata, frasa dan kalimat pada lirik tersebut. Berkaitan dengan penafsiran lirik dolanan cublak-cublak suweng penulis mencoba menggali lebih dalam arti dan makna tentang nilai-nilai moral yang terkandung di dalam lirik dolanan cublak-cublak suweng sebagai berikut:

Kata suweng pada lagu ini sangat ditekankan, suweng diartikan sebagai; Suwung, Sepi, Sejati atau Harta Abadi. Sedangkan gelenter dalam bahasa Jawa berarti berserakan, karena sesungguhnya harta yang kita cari sudah berserakan dipelosok bumi. Gudel adalah istilah yang digunakan masyarakat jawa sebagai anak kerbau untuk melambangkan orang bodoh. kalimat “mambu ketundhung gudèl” Bermakna bahkan orang bodoh (minim pendidikan) mencari harta duniawi tersebut dengan penuh nafsu ego, tindakan korupsi, jual beli jabatan tujuannya untuk mencari kebahagiaan sesaat.

Orang bodoh tersebut seperti orang tua ompong yang sedang kebingungan (Pak empo lera-lere). Meskipun berlimpah harta, namun bukan harta atau kebahagiaan abadi. Mereka kebingungan dan selalu gelisah karena dikuasai oleh keserakahannya sendiri. Sopo ngguyu Ndhelikake diartikan siapa tertawa dia yang menyembunyikan. Mengandung pesan bahwa siapa yang bijaksana, merekalah yang menemukan kebahagian abadi yang hakiki. Mereka adalah orang orang yang tersenyum dalam menjalani setiap cerita hidup, walaupun berada hidup tengah-tengah dunia yang penuh keserakahan. Sir (hati nurani/suara hati) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Maksudnya hati nurani yang kosong. Untuk sampai kepada kebahagiaan abadi harus menghindari dari kecintaan kepada kekayaan duniawi, rendah hati, tidak meremehkan orang lain, serta selalu melatih kepekaan Sir/hati nuraninya.

Makna lirik yang terkandung pada lirik Cublak-cublak suweng adalah untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani yang bersih. Tidak dipengaruhi hawa nafsu. Dengan hati nurani akan lebih mudah menemukan kebahagian, dan tidak tersesat jalan hingga lupa akan akhirat. Dari segi kultural lagu dolanan Cublak-cublak suweng dapat memberikan ajaran kepada anak agar tidak menuruti hawa nafsu, menjaga harmoni dengan alam, sesama manusia dan orang tua. Lirik pada lagu dolanan merupakan salah satu bentuk karya sastra Jawa yang digunakan anak-anak untuk bermain. Sedangkan pengertian sastra sendiri adalah karya manusia yang berupa dan refleksi pengarang mengenai kehidupan bermasyarakat. Salah satu hasil karya sastra berwujud lirik dan lagu.

Dalam karya sastra terdapat berbagai kandungan atau pemaknaan. Salah satunya adalah nilai moral. Nilai moral yang berorientasi terhadap ajakan moral merupakan nasehat dan amanat mengenai benar tidaknya sikap manusia dalam kehidupan bermasyarakat (Nurgiyantoro, 2012:320). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam lirik lagu dolanan Cublak-cublak suweng juga mengandung ajaran nilai-nilai moral. Lirik lagu yang mengandung ajaran nilai moral dapat dibagi menurut jenis-jenis ajaran moralnya sehingga dapat ditemukan inti ajaran yang bisa lebih dicerna manusia dalam penerapan di kehidupannya (Triyono, 2000:27).

Penelitian mengenai penerapan ajaran nilai moral dengan menggunakan lagu dolanan sudah pernah dilakukan hanya saja penelitian ini belum membahas secara keseluruhan mengenai isi ajaran nilai moral dalam lagu dolanan. Salah satu bagian dari cara meneliti ajaran nilai moral dapat dilihat dari jenis-jenis ajaran moralnya. Jenis-jenis ajaran moral dapat dimasukkan dalam peristiwa yang bersifat bebas. Jenis-jenis ajaran moral ini dapat masuk di dalam peristiwa hidup dan berkehidupan, hal mempunyai hubungan dengan harkat dan martabat manusia (Nurgiyantoro, 2007:323).

Dilihat dari penjelasan di atas dapat dijabarkan bahwa nilai moral yang terkandung dalam lirik lagu dolanan Cublak-cublak suweng yaitu: ajaran moral hubungan manusia dengan Tuhan, ajaran moral hubungan manusia dengan manusia, ajaran moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan ajaran moral hubungan manusia dengan alam. Hal ini sesuai dengan pendapat Keen Achroni (2012) yang menyatakan bahwa lirik lagu dolanan merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang tersebar melalui lisan dan mempunyai pesan moral dan manfaat di dalamnya. Pada prinsipnya lirik pada lagu dolanan anak tetap merupakan bagian dari sebuah permainan anak, bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan bagi anak karena tujuan utamannya adalah sebagai media atau aktivitas bermain. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Namun lirik lagu pada permainan tradisional Jawa cublak-cublak suweng mempunyai cakupan jangkauan kegiatan dan perilaku yang luas, serta memiliki ragam tujuan terhadap nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya yang sarat akan makna dan dasar filosofi yang baik untuk kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan Indonesia khususnya daerah pulau Jawa memiliki banyak perbendaharaan permainan tradisional yang masih ada dan dilestarikan sampai sekarang yang biasa disebut dolanan anak Dolanan anak menjadi hal yang sangat penting untuk diangkat kembali, sebab pada permainan-permainan modern yang bersifat anti sosial sudah merebak di kalangan anak-anak. Di antara beberapa dolanan anak tersebut, ada dolanan anak yang dimainkan dengan diiringi lirik atau lagu, seperti dolanan cublak-cublak suweng. Lirik lagu yang mengiringi dolanan cublak-cublak suweng pada umumnya terkesan sangat sederhana. Akan tetapi, jika dilihat lebih mendalam, lirik yang terkandung di dalamnya mempunyai makna dan kandungan nilai-nilai moral.

Lirik pada lagu dolanan merupakan salah satu bentuk karya sastra Jawa yang digunakan anak-anak untuk bermain. Pada prinsipnya lirik pada lagu dolanan anak tetap merupakan bagian dari sebuah permainan anak, bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan bagi anak karena tujuan utamannya adalah sebagai media atau aktivitas bermain. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.

Sejarah lirik dolanan cublak-cublak suweng merupakan warisan budaya yang berasal dari Walisongo, tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Dari segi kultural lagu dolanan Cublak-cublak suweng dapat memberikan ajaran kepada anak agar tidak menuruti hawa nafsu, menjaga harmoni dengan alam, sesama manusia dan orang tua. Lirik lagu pada permainan tradisional Jawa cublak-cublak suweng mempunyai cakupan jangkauan kegiatan dan perilaku yang luas, serta memiliki ragam tujuan terhadap nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya yang sarat akan makna dan dasar filosofi yang baik. Nilai-nilai moral yang terkandung di dalam lirik dolanan cublak-cublak suweng berorientasi terhadap ajakan moral yang merupakan nasehat dan amanat mengenai benar tidaknya sikap manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Daftar Pustaka

Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Cet. 1. Jogjakarta: Javalitera.

Ahimsha-Putra, Heddy Sri. 1999. Permainan Tradisional di Jawa dan Tantangan dalam Era Kesejagadan dalam Prosiding Dolanan Anak Refleksi Budaya dan Wahana Tumbuh Kembang Anak, halaman 9-18. Yogyakarta: Plan Internasiona Indonesia-LPM Sosiatri Fisipol UGM.

Amirul Nur Wahid & Kundharu Saddhono. 2017. Ajaran Moral Dalam Lirik Lagu Dolanan Anak. MUDRA Jurnal Seni Budaya UNS. Volume 32 (2). Page 172-177.

Burhan Nurgiyantoro. 2012. Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fad, Aisyah. 2014. Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia. Jakarta: Cerdas Interaktif.

Hadiatmaja & Endah. 2008. Filsafat Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Haerani Nur. 2013. Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Anak Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter UNY. Volume 3 (1). Page 87-94.

Isnin, Aine. 2013. Makna Lirik Dolanan Cublak-Cublas Suweng. Skripsi: Universitas DR. Soetomo. Surabaya.

Istianti, T., Abdillah, F., & Hamid, S. I. 2018. Model Pembelajaran Perilaku Sosial Kewarganegaraan: Upaya Guru Dalam Memupuk Gotong Royong Sejak Dini. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 9 (1). Page 56-62.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Paul Widyawan. 1982. Bolelebo: Lagu Daerah Indonesia. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Rosala, D. 2017. Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Membangun Pendidikan Karakter Siswa di Sekolah Dasar. RITME Jurnal. Volume 2 (1). Page 16-25.

Tim Play Plus Indonesia. 2014. Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta.

Triyono, Bramantyo. 2000. Lagu Dolanan Anak. Yogya: Tarawang Press.

Wahyuningsih, Sri. 2009. Permainan Tradisional. Bandung: PT Sandiarta Sukses.