Setelah meriviru kurikulum pembelajaran IPA di Taiwan dan Hongkong, ternyata siswa negara tetangga terdekat kita, Singapura berada pada peringkat ke 2 assessment PISA dengan score 551, selanjutnya mari kita riviu, ada perbedaan apa antara pendidikan ssains di Indonesia dengan  pendidikan sains di singapura yang hanya terpisah selat kecil bernama selat Singapura.

Kementrian pendidikan Singapura (MoE) bertindak sebagai tokoh utama yang bertanggung jawab atas keberlangsungan pendidikan di singapura. mereka juga yang bertindak langsung sebagai guru-guru pada semua jenjang di singapura. setiap calon guru yang ingin memiliki sertifikat mengajar harus terdaftar pada NIE (National Institute of Education), Singapura. Untuk dapat bergabung dalam NIE, calon guru harus melewati seleksi ketat yang meliputi tes dan interviu yang dikelola oleh MoE. MoE menyatakan bahwa untuk meningkatkan professionalisme dan memberdayakan pada guru, MoE perlumenempatkan guru di komunitas pembelajar professional sehingga para guru dituntut untuk selalu berkembang dan belajar walaupun sudah bertugas sebagai guru.

Semua siswa di singapura mulai belajar sains di kelas 3 Sekolah Dasar, hingga kelas 8 sekolah tingkat lanjut. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun dan dilanjutkan 4 atau 5 tahun sekolah tingkat lanjut (secondary school), dan 2 atau 3 tahun sekolah persiapan kuliah. Di kelas 7 dan 8, siswa mempelajari Sains Umum (General Science) dan setelah di kelas 8, siswa diberikan kebebasan untuk mempelajari sains tingkat atas apabila mereka tertarik. Beberapa tahun terakhir ini singapura menunjukkan pencapaian yang sangat baik pada PISA dan TIMSS, dan mereka mengklaim bahwa pencapaian tersebut didapat dari konsistensi dan keteraturan pada kurikulum Sains dan Matematika yang mereka miliki, dan guru berkualitas selama beberapa tahun terakhir.

Dr. Ng Eng Hen, mentri pendidikan singapura pada tahun 2010 menyatakan bahwa “karena kita tidak bisa berkompetisi dalam ukuran (negara, wilayah), kita harus mampu menaikkan kualitas sains dan teknologi untuk menggaungkan kekuatan dan dan memperluas jangkauan“. Pidato tersebut menyoroti pentingnya perkembangan sains dan teknologi di singapura. untuk itu, guru sains memiliki peran penting untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi negara, sehingga sejak saat itu, pembekalan guru IPA menjadi pokok penting dalam perkembangan dunia pendidikan di Singapura. Selanjutnya, untuk meningkatkan kompetensi guru sains mengenai pengetahuan konsep dan keterampilan pedagogi, asosisasi guru sains juga bekerja sama dengan institute pendidikan (IE) untuk menyediakan pelatihan guru saat week-end dan setelah jam sekolah berakhir.

Sejak tahun 2011, focus pembelajaran Singapura adalah “Teach Less, Learn More” yang bertujuan mengajarkan anak didik sesuai potensi yang mereka miliki. Karena sains memiliki peran penting dalam perkembangan negara, inovasi selalu digerakkan , dan untuk membantu siswa untuk berikap kritis, namun tetap santun, guru harus dapat memastikan bahwa siswa telah mempelajari sains melalui proses bertanya, mengeksplorasi, dan mengevaluasi hasil pengamatan dibandingkan hanya sekedar mengingat dan menghafalkan konsep sains.

Setelah meriviu negara peringkat 2 pada asesmen PISA, kita semakin yakin bahwa perkembangan dan peningkatan kualitas pendidikan sangat erat bergantung dengan kualitas guru. Karena dari kurikulum yang sederhana, bila dapat dimaksimalkan oleh guru, maka anak memberikan hasil yang maksimal juga. Sedangkan kurikulum yang baik, apabila diberikan pada guru yang tidak mampu memlksimalkan potensinya juga tidak akan memberikan hasil yang maksimal.