Oleh:
Freddy Widya Ariesta

Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat. Dari dahulu sampai nanti pun pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Aliran-aliran ini harus dipahami oleh setiap calon tenaga kependidikan, terutama calon guru pendidikan di Sekolah Dasar agar mereka mampu menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan dasar itu sendiri.

Pemahaman itu akan membekali calon guru Pendidikan Sekolah Dasar dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa yang datang. Oleh karena itu, begitu fundamentalnya mempelajari dan memahami landasan filsafat pendidikan dengan berbagai macam aliran-aliran pendidikan di dalamnya, baik aliran-aliran pendidikan klasik maupun modern yang dapat memberikan dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan, bertindak dan mengevaluasi kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar dengan tepat dan baik.

Landasan filsafat pendidikan bersumber dari pandangan-pandangan dalam perkembangan dunia pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat pendidikan yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme.

Landasan filsafat pendidikan merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat Pendidikan itu sendiri, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan itu? Mengapa pendidikan itu diperlukan? Apa yang seharusnya menjadi tujuanya, dsb. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah). Filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati (Soetriono dan Rita Hanafi, 2007:20).

Landasan filsafat pendidikan memberi perspektif filosofis terhadap seorang calon guru/pendidik/ahli pendidikan yang seyogyanya merupakan “kacamata” yang dikenakan dalam memandang menyikapi serta melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu maka seorang calon guru/pendidik/ahli pendidikan harus dibentuk bukan hanya mempelajari tentang ilmu kependidikan, namun perlu memiliki landasan filsafat, sejarah dan teori pendidikan. Sehingga dapat memadukannya dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip serta pendekatan-pendekatan terhadap kerangka konseptual kependidikan.

Dengan demikian maka landasan filsafat pendidikan harus tercermin didalam semua keputusan, serta perbuatan pelaksanaan tugas-tugas keguruan, baik instruksional maupun non-instruksional, atau dengan pendekatan lain, semua keputusan serta perbuatan guru yang dimaksud harus bersifat dan berlandaskan pendidikan. Akhirnya, sebagai pekerja professional guru dan tenaga kependidikan harus memperoleh persiapan pra-jabatan guru dan tenaga kependidikan harus dilandasi oleh seperangkat asumsi filosofis yang pada hakekatnya merupakan penjabaran dari konsep yang lebih tepat daripada landasan ilmiah pendidikan dan ilmu pendidikan.