Oleh:

Suwarno

Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran adalah pahamnya siswa dari setiap konsep yang telah disampaikan. Materi-materi yang disampaikan tidak hanya sebatas hafalan tetapi siswa juga harus mampu memahami suatu konsep matematika sehingga dapat menguraikan konsep tersebut dengan perkataannya sendiri. Menurut Skemp dan Pollatsek (Sumarmo, 1987: 24) terdapat dua jenis pemahaman konsep, yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman instrumental dapat diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya rumus yang dihafal dalam melakukan perhitungan sederhana, sedangkan pemahaman relasional termuat satu skema atau strukstur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Suatu ide, fakta, atau prosedur matematika dapat dipahami sepenuhnya jika dikaitkan dengan jaringan dari sejumlah kekuatan koneksi.

Sejalan dengan yang dikatakan oleh Skemp dan Pollatsek, Polya (1985) membedakan empat jenis pemahaman yaitu pemahaman mekanikal, pemahaman induktif, pemahaman rasional, dan pemahaman intuitif. Pemahaman mekanikal dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana. Pemahaman induktif dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa. Pemahaman rasional dapat membuktikan kebenaran sesuatu. Pemahaman intuitif dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik.

Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika menurut NCTM (2000) dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam: (1) mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan, (2) mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, (3) menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep, (4) mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya, (5) mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep, (6) mengidentifikasi sifat-sifat konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, (7) membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

Selain itu, berdasarkan peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2001 tentang rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu: (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya, (3) memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep, (6) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pendidik perlu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dalam mengarahkan dan membimbing siswa agar siswa mampu memahami konsep-konsep matematika sehingga dapat menggunakan konsep-konsep tersebut dalam mencari solusi suatu permasalahan matematika.