Oleh: Ubaidah, S.Pd., M.Pd.

 

Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru di Indonesia. Hal yang baru adalah perhatian yang semakin besar terhadap sistem pendidikan itu sebagai suatu alternatif potensial dalam pembangunana pendidikan di era globalisasi yang dipicu oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Pendidikan merupakan istilah generik yang meliputi sejumlah besar program pendidikan dan pembelajaran atau pemberdayaan peserta didik/warga belajar dengan pendekatan yang lain dibandingkan dengan sistem pendidikan tradisional. Sistem pendidikan terbuka memungkinkan perolehan yang sesuai hakikat manusia, yaitu meliputi diantaranya minat, kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

Pendidikan terbuka dan jarak jauh merupakan suatu sistem yang sengaja dan sadar dirancang untuk berbagai keperluan yang belum terpenuhi oleh pendidikan reguler. Landasan ontologis sistem ini adalah serangkaian postulat sebagai berikut: bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan yang berbeda, mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri secara berbeda pula, mampu berkembang sesuai dengan potensi genetika dan lingkungannya, serta mempunyai keluwesan untuk mengubah dan dan membentuk kepribadiannya. Dengan serangkaian postulat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu hakikat pendidikan terbuka adalah memberikan kemungkinan pendidikan yang sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kondisi manusia yang bersangkutan.

Landasan epistemologis pendidikan terbuka atau jawaban tentang bagaimana sisetem pendidikan ini dapat diselenggarakan, adalah dengan menberdayakan lembaga masyarakat, termasuk keluarga, untuk mengembangkan, memilih, dan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka dengan memberdayakan sumber yang tersedia secara optimal. Masyarakat yang tidak menginginkan anak-anak atau warganya tercabut dari akar budaya, diberdayakan sehingga mampu menyelenggarakan pendidikan dalam lingkungan masyarakatnya sendiri, dengan mengembangkan potensi yang ada tanpa harus mengirimkan anak-anak atau warga keluar lingkungan.

Pertimbangan aksiologis atau asas manfaat pendidikan terbuka dan jarak jauh pertama-tama ditunjukkan kepada peserta didik/warga belajar, yaitu agar mereka dapat dimungkinkan mengikuti pendidikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Peserta pendidikan terbuka dan jarak jauh dapat memilih program pendidikan yang diminatinya dan memberikan kesempatan untuk mengembangakan potensiĀ  yang ada pada dirinya seoptimal mungkin. Dalam berbagai bentuk pendidikan terbuka dan jarak jauh, peserta didik dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari demi untuk kelangsungan misi kehidupan atau kelembagaan. Para siswa mampu belajar di sela-sela kegiatan itu dengan bahan belajar mandiri yang sengaja dikembangkan untuk keperluan itu. Bilamana ada masalah dalam belajar yang tidak dapat mereka pecahkan sendiri, mereka dapat mencari bantuan narasumber yang ada di dekatnya atau yang diberi tugas untuk membimbing. Bagi lembaga penyelenggara maupun masyarakat, pendidikan terbuka dan jarak jauh juga membawa manfaat, misalnya: (1) dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja; (2) dapat menarik minat calon peserta yang banyak; (3) tidak terganggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola dan jadwal pembelajaran yang luwes; harapan akan meningkatnya kerja sama dan dukungan pengguna lulusan atau keluaran.