Oleh:

Jimmy Sapoetra

Sejarah membuktikan bahwa manusia tidak pernah belajar dari sejarah. Ungkapan jenius ini sangatlah tepat mengingat sampai seusia bumi saat ini manusia cenderung mengulang kesalahan yang sama. Apa yang dipermasalahkan dunia saat ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sebut saja segala jenis kejahatan: pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, penganiayaan, perampasan hak, perbudakan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, nepotisme dan seribu satu macam tindak criminal lainnya sudah ada sejak jaman nabi Adam. Lantas mengapa manusia selalu mengulang kesalahan yang sama? Hal ini tidak terlepas dari bagaimana manusia belajar dari sesamanya. Seorang anak kecil bisa berbohong karena melihat orang tuanya seringkali melakukan hal yang sama. Dengan kata lain, manusia adalah contoh bagi sesamanya. Hal ini membawa kita kepada satu hipotesa: jikalau seorang manusia yang baik bisa menularkan pengaruh yang baik pula kepada manusia lainnya, demikian pula sebaliknya. Manusia bisa semakin jahat karena ada manusia lain yang lebih dulu memberi contoh perilaku demikian. Kedua jenis manusia tersebut: baik maupun jahat pada dasarnya, sadar atau tidak, sedang menjadi pemimpin bagi manusia lainnya. Pemimpin yang baik harus sadar betul bahwa keberadaan diri dan segenap tingkah lakunya sedang dan akan dilihat oleh sesamanya. Dalam konteks inilah muncul terminologi yang membedakan keduanya: pemimpin (leader) atau penguasa (ruler). Ada orang yang mengatakan bahwa Soekarno adalah seorang leader dan Soeharto adalah seorang ruler. Apa bedanya?

PEMIMPIN PENGUASA
Mengarahkan, memberikan arah Memerintah, memberikan perintah
Menjadi teladan Menjadi komandan
Memberi inspirasi Memberi instruksi
Mensharekan Visi dan Misi Mensharekan Job Deskripsi
Mengorbankan diri demi orang lain Mengorbankan orang lain demi diri
Disegani, dihormati Ditakuti, dihindari
Memiliki murid yang belajar padanya Memiliki pengikut yang fanatik
Rendah hati dan mau belajar Tinggi hati dan merasa benar
Dikenang walaupun sudah tiada Dilupakan walaupun masih hidup

Indonesia amat sangat butuh seorang pemimpin bukan penguasa. Sayang pemimpin sejati langka dan sulit ditemukan. Dunia sedang mengalami krisis yang maha berat: bukan krisis ekonomi, politik, sosial, budaya, atau keamanan melainkan krisis kepemimpinan. Selamat menyongsong Tahun Baru 2017 dengan penuh harapan menatap masa depan yang cerah. Dicari: seorang pemimpin yang mau berkorban bagi bangsa dan negara serta dunia!!